Orang yang individualistis, bergaya- gaya, serta sosiopat merupakan 3 rancangan intelektual yang berlainan, walaupun terdapat sebagian pertemuan dalam pola sikap mereka. Selanjutnya merupakan perbandingan antara ketiganya:
1. Keakuan:
Keakuan merujuk pada tindakan ataupun sikap yang didorong oleh kebutuhan diri sendiri, tanpa mencermati kebutuhan ataupun keinginan orang lain. Orang yang individualistis mengarah fokus pada kebahagiaan individu serta profit individu tanpa memikirkan akibatnya kepada orang lain. Watak individualistis bisa timbul dalam bermacam kondisi, mulai dari suasana tiap hari sampai ikatan interpersonal serta handal. Ilustrasi sikap individualistis bisa melingkupi menyangkal buat memberi ataupun menolong orang lain, mengutamakan kebutuhan individu di atas kebutuhan golongan, ataupun mengutip ketetapan yang cuma profitabel diri sendiri tanpa memperkirakan konsekuensinya kepada orang lain.
2. Narsisme:
Narsisme merupakan karakter intelektual yang diisyarati oleh rasa sangat yakin diri, keinginan hendak pengakuan serta aplaus, dan minimnya empati kepada orang lain. Orang yang mempunyai watak narsistik mengarah memandang diri mereka sendiri selaku pusat bumi serta mempunyai keinginan yang kokoh buat memperoleh atensi serta pengakuan dari orang lain. Mereka kerapkali mempunyai pemikiran yang sangat besar mengenai diri mereka sendiri serta merasa kalau mereka lebih eksklusif ataupun lebih bernilai dari orang lain. Walaupun beberapa besar bergaya- gaya mempunyai keyakinan diri yang besar, ini kerapkali terpaut dengan ketidakpuasan dalam yang mendalam serta keinginan yang tidak terkabul buat diakui oleh orang lain.
3. Sosiopati:
Sosiopati, ataupun yang lebih diketahui selaku kendala karakter antisosial, merupakan kendala psikologis yang diisyarati oleh pola sikap antisosial, minimnya empati kepada orang lain, serta ketidakpatuhan kepada norma sosial serta hukum. Orang yang mengidap sosiopati mengarah mempunyai kesusahan dalam menguasai perasaan serta keinginan orang lain, serta kerapkali ikut serta dalam sikap manipulatif ataupun mudarat. Mereka bisa jadi mempunyai pola sikap yang beresiko ataupun mudarat, semacam dusta, akal busuk, perampokan, ataupun kekerasan raga. Sosiopat umumnya tidak merasa bersalah ataupun mempunyai penyanggahan kekecewaan atas aksi mereka, serta mereka mengarah memandang orang lain cuma selaku perlengkapan buat menggapai tujuan mereka sendiri.